Penalaran dan jenis-jenisnya

Penalaaran adalah proses kegiatan berfikir manusia melalui data, fakta atau empiris untuk pengambilan kesimpulan. Dengan kata lain penalaran adalah proses penafsiran fakta sebagai dasar untuk menarik kesimpulan

terdapat dua jenis penalaran :

Penalaran Induktif
Adalah proses menarik kesimpulan yang berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan fakta-fakta yang bersifat khusus.

Dalam penalaran induktif pun masih terdiri dari 3 bentuk penalaran :

Generalisasi
Adalah proses penalaran yang tidak sesuai dengan peristiwa individual dalam menuju kesimpulan umumnya.

Contoh :

–          Bunga mawar terlihat cantik, dan baunya harum.

–          Bunga melati bunga yang cantik dan baunya harum.

Generalisasi : Semua bunga cantik berbau harum

Pernyataan “Semua bunga cantik berbau harum” hanya memiliki tingkat kebenaran yang masih mungkin, karena kebenarannya pun juga belum diselidiki. Contoh kesalahan : Bunga bangkai juga cantik, namun baunya tidak harum.

Jenis-jenis generalisasi :

– Generalisasi tanpa loncatan induktif

Adalah generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi atas dasar penyimpulan yang telah diselidiki.

Contoh: data survey LSM

– Genrealisasi dengan loncatan induktif

Adalah generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki

diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki.

contoh: Hampir seluruh partai mendapat pendapatan dari hasil korupsi

2. Analogi

Adalah cara penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat sama. Analogi memiliki empat fungsi, yakni :

1)   Membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat

2)   Meramalkan kesamaan

3)   Menyingkapkan kekeliruan

4)   Mengklasifikasi

Contoh :

Jangan kita seperti katak dalam tempurung, yang kita merasa hebat dalam wilayah kita sendiri, namun sebenarnya kita belumlah apa-apa karena masih banyak yang belum kita ketahui di luar sana.

Ada 2 macam analogi,yaitu :

1. Analogi Induktif

Analogi induktif, yaitu analogi yang disusun berdasarkan persamaan yang ada pada dua fenomena, kemudian ditarik kesimpulan bahwa apa yang ada pada fenomena pertama terjadi juga pada fenomena kedua. Analogi induktif merupakan suatu metode yang sangat bermanfaat untuk membuat suatu kesimpulan yang dapat diterima berdasarkan pada persamaan yang terbukti terdapat pada dua barang khusus yang diperbandingkan.

Contoh analogi induktif :

Timnas Indonesia lolos dalam semifinal piala asia dengan demikian timnas Indonesia akan masuk piala dunia di tahun mendatang dengan berlatih setiap hari.

2. Analogi Deklaratif

Analogi deklaratif merupakan metode untuk menjelaskan atau menegaskan sesuatu yang belum dikenal atau masih samar, dengan sesuatu yang sudah dikenal. Cara ini sangat bermanfaat karena ide-ide baru menjadi dikenal atau dapat diterima apabila dihubungkan dengan hal-hal yang sudah kita ketahui atau kita percayai.

contoh analogi deklaratif :

deklaratif untuk penyelenggaraan negara yang baik diperlukan sinergitas antara kepala negara dengan warga negaranya. Sebagaimana manusia, untuk mewujudkan perbuatan yang benar diperlukan sinergitas antara akal dan hati.

3. Hubungan Kausal (Hubungan sebab-akbat)

Adalah penalaran yang didapat dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Penalaran hubungan kausal masih terdiri dari tiga macam lagi :

1)      Sebab – akibat : Andi tidak hati-hati dalam mengendarai sepeda motor, sehingga menjadikan ia mengalami kecelakaan.

2)      Akibat – sebab : Perut Ani sakit karena tadi pagi ia tidak sarapan.

3)      Akibat – akibat : Pak guru yang mengajar sejarah tidak berangkat ke sekolah, sehingga nanti pelajaran sejarah akan kosong.

Penalaran Deduktif
Adalah suatu penalaran yang bermula dari peristiwa umum, yang telah diketahui dan diyakini kebenarannya, dan menghasilkan kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Bentuk sederhana dari penalaran adalah silogisme, yaitu proses penalaran dimana dari dua pernyataan ditarik dalam satu pernyataa baru yang disebut konklusi.

Contoh :

Premis 1 : Jika matahari terik, maka jemuran akan kering

Premis 2 : Sekarang jemuran kering

Konklusi : Maka matahari terik

Jenis-jenis penalaran deduktif :

a) SILOGISME

Penalaran deduksi biasanya sering digunakan adalah silogisme. Silogisme adala penalaran secara tidak langsung. Dalam silogisme kita terdapat dua premis dan satu premis kesimpulan. Kedua premis itu adalah premis umum/premis mayor dan premis khusus/premis minor. Dari kedua premis tersebut kesimpulan dirumuskan.

Rumus menentukan kesimpulan sebagai berikut :

PU : semua A = B

PK : C = A

K : C = B

Contoh : PU : Semua hewan yang mempunyai telinga berkembang biak dengan melahirkan

PK : Rusa memiliki telinga

K : Rusa tentu berkembang biak dengan

B.  ENTINEM

Entinem adalah silogisme yang dipersingkat, hanya terdiri dari premis khusus dan kesimpulan. Entimen mengandung penyimpulan sebab akibat dari kedua preposisi tersebut, yaitu preposisi khusus (premis khusus) merupakan sebab bagi apa yang terkandung di dalam preposisi kesimpulan

Contoh :

Silogisme kategorial : PU : Semua dosen (A) adalah lulusan perguruan tinggi (B)

PK : Bapak Budi C adalah seorang dosen (A)

K : Bapak Budi C adalah seorang dosen (B)

Entinem : Bapak Budi adalah lulusan perguruan tinggi ia seorang dosen

K PK

SUMBER :

http://sulistiya-pratama.blogspot.com/2012/03/jenis-jenis-penalaran-dan-contohnya.html

http://rezaiueomanage.blogspot.com/2012/03/definisi-jenis-jenis-penalaran.html

Komentar

Postingan Populer